Kamis, 01 Maret 2012 - 0 komentar

Dunia, Panggung FORMALITAS

Kata diatas sepertinya sangat akrab didengar dimanapun kita mengeksistensikan diri. Kata diatas seakan-akan menjadi “program” yang rapi dan sistematis utk menutupi kekurangan, ketidakmampuan dan mungkin “sedikit” kecurangan yang apabila muncul ke permukaan justru akan menjadi boomerang bagi diri kita sendiri. Menonjolkan hal-hal positif untuk menutupi hal-hal busuk dan negative, menampilkan sebuah prestasi yang membanggakan dan mengagumkan dengan memanipulasi kekurangan menjadi suatu kelebihan. Entah istilah apa yang pantas diberikan utk fenomena seperti ini.
Minggu, 19 Februari 2012 - 0 komentar

JUJUR VS MUNAFIK


Jati diri terbentuk dari bagaimana kita melihat kehidupan, sementara kehidupan kita tak lebih luas dari pemikiran kita mengenai diri kita. Jika kita melihat diri ini kecil, maka hidup akan terkurung dan sempit, namun jika kita melihat diri ini besar maka hidup akan terasa luas, banyak hal dan tindakan berharga dapat terwujud. Optimis, semangat dan memotivasi diri untuk menjadi pribadi yang semakin berkualitas.
Jumat, 30 Desember 2011 - 0 komentar

Saya, Serba Pas-Pasan

Saya hanya seorang sarjana pengangguran yang memiliki potensi diri serba pas-pasan, nilai akhir akademis pas-pasan, tampang pas-pasan, isi dompet pas-pasan dan sepertinya semua yang saya miliki di dunia ini berada dalam “kategori” serba pas-pasan. Tapi keyakinan saya bahwa setiap insan manusia telah ditentukan jalan rezeki, jodoh dan mautnya bukanlah sebuah keyakinan yang pas-pasan.
Rabu, 28 Desember 2011 - 0 komentar

Hakikat Dasar Mahasiswa

Dalam dunia perkuliahan utk sekarang ini, banyak mahasiswa yang sangat terpaku pada pencapaian prestasi akademik semata. Semakin berkurangnya kepedulian utk berorganisasi, sesungguhnya menjadi titik kemunduran kualitas SDM dari mahasiswa itu sendiri. Banyak factor yang dapat “disalahkan” jika menganalisis permasalahan ini, misalnya :
- 0 komentar

Antara Idealisme dan Realita

Saya sering mendengarkan orang mengatakan hal-hal negatif mengenai orang yang punya idealisme tertentu. Entah itu mulai dari sindiran hingga secara terang-terangan telah banyak ditujukkan kepada orang-orang yang mempunyai kesetiaan tertentu terhadap ide yang mereka yakini benar.
Orang-orang Indonesia, terutama sekali masyarakat perkotaan, menganggap bahwa idealisme adalah suatu konsep yang harus ditinggalkan jauh-jauh dalam menjalankan hidup agar mendapatkan hidup yang baik. Benarkah itu? Dan sayangnya masyarakat yang berasumsi seperti itu sesungguhnya adalah orang-orang yang takut utk melawan segala bentuk kemunafikan.
Selasa, 27 Desember 2011 - 0 komentar

NURANI

Diwaktu senggang yang tak terhingga dalam keseharian saya, menghabiskan waktu dengan berjalan-jalan menggunakan sepeda motor kesayangan demi informasi dan peluang kerja yang entah kapan akan tiba waktunya, menjadi rutinitas yang bagi saya "agak" sedikit merusak moral, iman, psikologi serta kesehatan lahir&batin saya (maaf klo agk sedikit lebay, hahah). Dan pada suatu ketika didlm perjalanan, saya menyempatkan diri utk singgah membeli es tebu yang punya kesegaran tiada tara jika dinikmati bersamaan dengan teriknya sinar matahari Kota Pontianak yang cadas ini (maaf kalo lebay lagi).
- 0 komentar

Pontianak-ku Tercinta

Pecayak atw nda NIII? sadar atw nda NIII? Pontianak NIII punye citra yg sebenarnye kurang enak didengar bwt telinge saye NIII (khususnye di luar Kal-bar sana). Ngp bs gitu? nda ush jaoh2 NIII, saye ambek contoh NIII waktu ngakses google tros saye ketik "Pontianak". Hasil pencarian nye pun nda mengherankan bwt saye NIII, secare gares besak nda jaoh dari asal name Pontianak (yaitu Kuntilanak). Emang nda bise dipungkiri kalo asal muasal name kote kite NIII berasal dari istilah "itu" klo ade yg blom tau, cerite singkat saye NIIIICH :