Selasa, 27 Desember 2011 - 0 komentar

NURANI

Diwaktu senggang yang tak terhingga dalam keseharian saya, menghabiskan waktu dengan berjalan-jalan menggunakan sepeda motor kesayangan demi informasi dan peluang kerja yang entah kapan akan tiba waktunya, menjadi rutinitas yang bagi saya "agak" sedikit merusak moral, iman, psikologi serta kesehatan lahir&batin saya (maaf klo agk sedikit lebay, hahah). Dan pada suatu ketika didlm perjalanan, saya menyempatkan diri utk singgah membeli es tebu yang punya kesegaran tiada tara jika dinikmati bersamaan dengan teriknya sinar matahari Kota Pontianak yang cadas ini (maaf kalo lebay lagi).
Kemudian saya pun menikmati es tebu yg saya beli sambil mendengarkan percakapan antara penjual es tebu dengan salah seorang rekan yang sebaya dengannya. Jika dilihat sekilas mata, sangatlah tidak berlebihan jika saya menyebut kedua orang itu sebagai orang yang tidak mampu secara finansial, pengetahuan dan wawasan yg mungkin bisa dibilang rendah, "setelan" agak kurang menarik, atau malah terkesan dekil,semakin mengiyakan opini saya mengenai kedua orang tsb. Percakapan pun dimulai dari seputar keluh kesah kebutuhan hidup yang semakin menjepit sambil bersenda gurau diiringi tawa yang terbahak-bahak hingga diakhir cerita sang penjual tebu pun meminjamkan beberapa lembar uang ribu-an yang saya juga tidak tau berapa jumlah pastinya kepada rekannya tsb.



SEKETIKA ITU JUGA SAYA TERSENTAK, TERTUNDUK DAN SANGAT-SANGAT MERASA MALU


Terlalu dini rasanya buat saya utk mem"falsafah"kan definisi mengenai kehidupan. Mengingat saya hanyalah seorang anak muda yang masih angkuh utk menentukan jati diri yang sebenarnya. Sudah banyak kata-kata mutiara tentang kehidupan yang terngiang di telinga saya. Dan itu semua saya jadikan motivasi utk meraih MASA DEPAN SAYA.


Apakah kata-kata mutiara itu murni dari pengalaman hidup??? atau nyontek dari kalimat2 orang lain?!?!?! KA'TI DIELAAAA PEKKK?! Banyak orang yang menyimpulkannya dengan memetik poin-poin dari bermacam sudut pandang dan pengalaman hidup kemudian dianalisa berdasarkan teori-teori dari para ilmuwan, dibuat penelitian dan ditemukanlah hasil-hasil kesimpulannya dengan berbagai metode (skripsi kaleeee??!?! hahaha) Yah, mungkin terlalu naif bwt saya jika mengapresiasikan hal ini secara negatif. Yang saya inginkan hanyalah menemukan jawaban dari teka-teki ini bukan dengan suatu paradigma, perspektif, pengalaman dll, melainkan dengan HATI NURANI. Seiring bertambahnya umur, tingkat pengetahuan, pola pemikiran dan kedewasaan hendaknya juga dibarengi juga dengan peningkatan kepedulian sosial. Utk hal yg satu ini, saya berharap tidak banyak orang yang melupakannya. Jika hati nurani tlah berbicara, tindakan nyata seakan menjadi harga mati. Bagaimana jika hanya ada ide yang berbicara?!?!?!?! Jawaban "agak" individualis dan kurang bermakna sosial-lah yang akan muncul dipermukaan.

0 komentar:

Posting Komentar